Wednesday 8 May 2013

Burung Gelatik Batu

Burung Gelatik Batu

Harga Burung Gelatik batu Meroket
Burung Gelatik Batu kelabu < Paros Major > ini mudah untuk beradaptasinya dan relatif lebih cepat untuk berkicau dibandingkan dengan jenis burung kicau lain, suara burung ini selain merdu juga memiliki banyak variasi suara burung lain seperti burung gereja, ciblek, dan kenari, tidak heran jika burung ini sangat cocok sebagai isian atau master bagi berbagai jenis burung ocehan lainnya, terutama untuk burung kenari dan sejenisnya.
Sekilas informasi secara umumnya burung hias gelatik atau gelatik wingko ini memiliki kicauan yang bagus dan nyaring dengan sresetan atau tembakan-tembakan yang lumayan panjang serta volume yang keras.
Kabarnya dulu burung hias gelatik ini adalah musuh bagi para petani, seiring perkembangan burung di indonesia saat ini burung gelatik ini malah banyak di buru oleh para penangkap burung untuk di jual kembali, dan alhasil burung gelatik ini malah mulai jarang ditemukan di alam bebasnya.
Sebelumnya harga burung gelatik ini sangat murah, berkisar Rp. 20.000,- hingga harga paling tinggi sekitar Rp.45.000,- dengan kondisi alas, liar, giras, namun saat ini yang saya pantau di pasar burung Plered Cirebon  harganya sudah mencapai Rp.60.000,- hingga Rp. 85.000,- dengan kondisi burung sama seperti diatas masih liar.
 Seperti halnya burung-burung yang lainnya, jika burung sudah ada kelasnya di kontes atau lomba, harga pun pasti mengikuti sesuai dengan ramainya para hobi burung mengitkuti Trend burung yang sedang ramai.

Contoh lain yang sempat melonjat dalam harga burung yang tadinya murah yaitu Ciblek, Kolibri, Pleci, Cici Tasik, bahkan saat ini Burung Gelatik yang sedang banyak di gemari oleh para hobi burung mania, itu semua didasarkan karena memang burung-burung tersebut telah mendapat tempat di arena lomba di daerah Jawa dan sekitarnya.

Bagaimana dengan burung-burung kecil lainnya yang belum mendapatkan tempat di arena lomba, pastilah harga masih relatif murah, kita tinggal tunggu saja burung berikutnya yang akan meramaikan dunia lomba burung berkicau di Indonesia.

Burung gelatik yang saat ini sedang ramai adalah jenis burung gelatik batu yang nama latinnya adalah Parus Major, karena memang dari sisi suara relative lebih bagus dan bervariasi dari pada kicauan Gelatik Jawa (Silver), hanya saja dari sisi penampilan Gelatik Batu warnanya relative kurang cemerlang dibanding Gelatik Jawa.

Paruh yang berbeda dari sisi warna maupun bentuk, untuk Gelatik Batu paruh runcing dan bisa diguakan untuk makan serangga, sedangkan untuk paruh Gelatik Jawa (Silver) berbentuk tumpul mirip dengan paruh emprit yang biasa digunakan untuk makan biji-bijian.

Mungkin karena faktor kebiasaan dalam perawatan, burung ini sebenarnya termasuk pemakan biji-bijian karena melihat dari bentuk paruhnya seperti burung kenari, lovebird, ternyata burung gelatik ini bisa juga di beri makan voer serta serangga jangkrik dan kroto.

Legenda Burung Bulbul

Nightingale Burung Bulbul Legenda

Burung Malam Yang Rajin Berkicau
Nightingales Bird namanya karena burung ini sering berkicau atau bernyanyi di malam serta siang hari, nama Nightingale ini telah lama digunakan kurang lebihnya dari 1.000 tahun yang lampau, bahkan sangat dikenal di Anglo-Saxon.

Burung ini mempunyai suara yang sangat tajam dalam berkicau, biasanya bernyanyi saat fajar, selama satu jam sebelum matahari terbit, dia berkicau dalam mempertahankan wilayah kekuasaannya, kicauan yang paling khas dari irama ocehannya adalah crescendo bersiul keras.

The Nightingale umum atau ( Luscinia megarhynchos ), atau bisa di sebut juga dengan sebutan burung bulbul ini adalah merupakan salah satu dari burung master terfavorit untuk burung kicauan seperti Murai Batu, Kacer, Pentet, Pleci dan burung-burung lainnya.

Makanannya yaitu campuran buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan serangga, dan burung Nightingales memiliki banyak musuh dari hewan predator di alamnya, musuh mereka yaitu hewan mamalia seperti kucing, tikus, rubah dan juga diburu oleh burung pemangsa besar.

Habitatnya di hutan-hutan dan semak-semak belukar di wilayah Eropa dan sering berimigrasi ke wilayah Asia Barat Daya, walaupun tidak ditemui di habitat aslinya di wilayah Amerika Utara dan Amerika Barat, perkembangbiakan Nightingale pada musim kawin di negara asalnya sangat berbeda dengan iklim dan Geografis di Indonesia, sehingga Nightingale sulit ditangkarkan ataupun dipelihara di Indonesia, dan merupakan salah satu burung yang dilindungi di negara asalnya.

Wednesday 16 January 2013

Burung Kenari Dan Asal-Usulnya

Burung Kenari Dan Asal-Usulnya

Asal-Usul Burung Kenari
Burung Kenari semua orang pasti sudah mengenalnya baik dari jenis dan dan suaranya, dan semua orang pasti menyukai burung ini disamping karena hobi yang akhirnya menjadi mata pencaharian sebagai sumber penghasilan karena memang burung ini sekarang sudah banyak peternaknya, tapi tahukah anda tentang Burung Kenari ini asal-usulnya.
Burung Kenari ini hidup aslinya sebenarnya di daerah hutan terbuka, makanan aslinya adalah biji-bijian serta buah-buahan dan serangga-serangga kecil, sarangnya terbuat dari dedaunan dan serat kayu.
Burung Jenis Kenari ini adalah merupakan anggota dari kelompok gelatik yang sangat riang bernyanyi, dan tahukah anda, bahwa Kenari saat ini yang berada di Indonesia sudah merupakan keturunan Kenari - kenari liar yang berasal dari Kepulauan Canary.
Tapi apakah anda sudah mengetahui nya tentang Kepulauan Canary, Kepulauan Canaria terdiri dari tujuh pulau vulkanik yang terletak di Samudra Atlantik, sebelah barat laut pesisir Afrika ( Maroko dan Sahara Barat), kepulauan ini termasuk dalam wilayah Spanyol dan merupakan salah satu komunitas otonomi negara itu. Kepulauan Canaria juga diklaim oleh Maroko.
Awal cerita tentang Burung Kenari ini pada tahun 1478 kepulauan Canary ditaklukan oleh Spanyol, kemudian Kenari liar yang berhasil di tangkap di ternakkan di Spanyol, dan suatu hari kapal Spanyol yang membawa barang dagangan burung Kenari kandas di dekat Pulau Elba, Italia dan akhirnya Burung Kenari tersebut banyak yang terbang dan lepas ke Pulau Elba akhirnya berkembang biak di pulau tersebut, bangsa Spanyol hampir kurang lebih seabad lamanya menguasai perdagangan Burung Kenari di Dunia.
Hingga akhirnya Bangsa Italia dan Jerman pun ikut juga dalam menernakkan Burung Kenari sekaligus memperdagangkannya ke seluruh Eropa, yang pada akhirnya banyak istilah burung Kenari Holland, Jerman, Kenari Rusia dan Belgia, ada juga Kenari Norwich, Kenari Yorkshire, Kenari Gloster dan Burung Kenari Roller.
Di Indonesia lebih di kenal dengan Kenari Fusan atau Kenari Taiwan Yorkshire dan persilangannya, karena bangsa Eropa ini membawa burung kenari berkeliling dunia sebagai burung peliharaannya hingga sampai dim Indonesia, China Selatan serta India, sedangkan di Indonesia sendiri kenari ini tersebar ke daerah Jawa, Kalimantan serta Pulau Sumatera.

Burung Wambie| Hwamei

Burung Wambie|Hwamei (Garrulax Canorus)

Burung Jenis hwamei ini Dahulu di China sebagai burung aduan secara fisik
Pada awalnya burung wambie ini dijadikan burung aduan di tempat asalnya yaitu Cina, seperti kalangan layak mengadu ayam secara fisik dan burung ini di adu ketangguhannya dan kerap kali dijadikan ajang taruhan, burung yang mati dianggap kalah.
Hwamei, atau sering juga disebut wambie, Garrulax canorus | Leucodioptron canorum | Melodious Laughingthrush, adalah burung yang pernah populer bagi penggemar burung kicauan yang sudah malang-melintang sejak tahun1990 hingga tahun 2000.
Suaranya keras dan selalu fight dengan gaya menggetarkan kedua sayapnya, merupakan ciri khas dari burung ini, sayangnya, popularitas hwamei di Indonesia kini memudar, terbelit persoalan internal dan eksternal.
Burung Hwa Mei atau dapat juga disebut dengan burung Wambie adalah burung berkicau yang berasal dari Cina, tepatnya berasal dari daerah Huang Co, burung ini telah tersebar meliputi pulau jawa, Lombok, Bali hingga Irian yang konon katanya burung ini hidup di hutan Bambu dan semak-semak belukar yang dekat dengan aliran sungai.
Seiring berjalannya waktu dalam perjalanan beberapa tahun kemudian burung hwa mei ini bukan hanya dijadikan burung aduan atas kegarangannya saja akan tetapi juga telah dilombakan akan keindahan ocehannya / kicauannya, Hwa Mei / Wambie memang dikenal sebagai burung yang mempunyai suara Emas karena pandai menirukan berbagai macam suara burung ocehan dan burung wambie ini memiliki variasi suara atau kicauan yang sangat komplit menurut saya, tak heran dalam beberapa tahun kebelakang tepatnya tahun 1990 burung ini mempunyai kelas tersendiri di arena Lomba Burung Berkicau.
Hwa Mei atau burung wambie ini mempunyai panjang tubuh sekitar 28 cm, dan warna tubuhnya hampir coklat dan agak suram seluruhnya, hanya saja kepala bagian depannya agak berwarna keputihan dan dibagian belakang kepala hingga tengkuk terdapat garis kehitaman, serta ekornya juga memiliki garis membujur berwarna hitam dan bulu dibagian perutnya agak berwarna kekuning-kuningan.
Ciri yang paling menonjol dan khas burung wambie ini adalah adanya garis putih yang menglilingi atau garis putih yang melingkari matanya hingga memanjang kebelakang seperti orang memakai kacamata, sementara paruhnya berwarna coklat abu-abu dan kakinya berwarna coklat.
Secara keseluruhan baik wambie jantan dan betina mempunya ciri fisik yang sama, karena kemiripan inilah hingga sulit untuk membedakannya, namun jika kita perhatikan lebih teliti ada beberapa perbedaan antara hwa mei jantan dan betina, yaitu diantarnya:
  • Fisik Hwa Mei jantan akan lebih besar, panjang dan ramping dibandingkan dengan si betinanya yang identik dengan bertubuh lebih kecil dan pendek.
  • Cengkraman jari hwa mei jantan lebih kuat dan kokoh dibandingkan dengan hwa mei betina.
  • Bulu Hwa Mei jantan kecoklatan dan mengkilap sedangkan hwa mei betina coklatnya agak busam.
  • Burung Hwa Mei Jantan mempunyai suara yang sangat variatif dan pandai berkicau serta volume yang sangat keras tajam melengking, sedangkan hwa mei betina hanya mempunyai suara monoton, sieerrr..siiieerrr…ssiieerrrr

Makanan burung hwamei ini sama seperti burung ocehan lainnya yaitu voor, kroto, jangkrik, walang dan buah segar

Pada akhir-akhir ini burung Hwa Mei sudah sangat sulit ditemukan dipasar bebas karena burung tersebut sangat menurun populasinya di Indonesia, mungkin saja di daerah asalnya ( Cina ) burung ini masih banyak berkeliaran di alamnya.

Dengan menurunnya populasi HwaMei di Indonesia maka lambat laun kelas khusus yang yang tadinya diberikan pada burung wambie ini telah hilang seiring jaman, padahal menurut saya burung hwa mei ini adalah burung yang mempunyai  suara yang khas dan sangat pandai menirukan suara-suara burung lainnya.

Burung Kutilang

Burung Cangkurileung-Kutilang-Ketilang

Burung Genthilang, ketilang
Burung Kutilang ini dapat membatu petani ketika sekelompok burung-burung itu memakan serangga atau ulat yang menjadi hama petani, tapi kadang disangkanya memakan buah atau hasil tanaman sehingga petani juga kadang ikut memburu burung ini karena dianggap hama tanaman.
Seharusnya para petani juga harus lebih mengetahui kebiasaan burung ini dalam mencari sumber makanan sehingga tidak salah menyangka dan memburu, ini untuk menjaga keseimbangan alam, karena burung ini sangat aktif di alam dalam mengekplorasi lingkungan ketika mencari makanan dan kumpul berkelompok.
Burung yang termasuk ke dalam famili pycnonotidea dan bergenus pycnonotus ini, memiliki kebiasaan berkumpul bersama kelompoknya dan berkicau bersama di alam bebas yang kadang juga menampakan jambul di kepalanya ketika sedang senang atau bercanda dengan anggota kelompoknya.
Makanan burung kutilang sangatlah umum seperti, pisang masak, pepaya masak, serangga, ulat, kupu-kupu dan lain-lain.
Sehingga kadang-kadang petani tidak suka dengan burung ini karena mau memakan pisang atau pepaya yang masak di pohon. Ketika orang tertarik dengan burung ini untuk dipelihara dan diperdagangkan, kini burung kutilang sudah sangat susah untuk dijumpai secara berkelompok, karena terlalu banyak diburu dan ditangkap untuk diperdagangkan di pasar-pasar hewan.
Menurut penuturan para penggemar burung, katanya, suara burung ini mendapat nilai 'mati', apabila sempat dibunyikan si burung pada perlombaan burung ( kontes suara burung ).
Pernah beberapa penggemar burung mencoba menyulap burung Kutilang ini menjadi burung yang istimewa, dengan mencoba memaster burung ini dari 'anakan', bahkan dari 'piyik', sudah diperdengarkan dengan suara-suara masteran yang dianggap baik.
Pada usia remaja menjelang dewasa, ternyata burung ini pun mampu menirukan berbagai suara-suara burung masteran yang dianggap istimewa.  
Tetapi pada saat burung ini menjelang dewasa, dan digantung di luar rumah, mendengar kicauan burung-burung Kutilang liar yang berkicau di alam sekitar rumah, maka semua suara masteran yang sudah terekam pada burung Kutilang peliharaan ini pun 'hilang sirna', dan kembali ke suara aslinya, yaitu 'suara Kutilang'.
Sehingga bagi para penggemar burung, burung Kutilang ini pun dikesampingkan dan disisihkan, karena dianggap sebagai burung 'pelupa'.
Burung Kutilang / ketilang sudah terkenal sejak dulu terutama di daerah jawa dan bali, Burung jenis ini banyak disukai orang untuk di pelihara karena mudah dalam perawatan dan pemberian makanannya.
Burung yang di Jawa terkenal dengan sebutan GETHILANG ini, memiliki suara yang sangat khas dalam berkicau, maka orang sangat suka memelihara untuk dijadikan hiburan atas kicauanya yang sangat nyaring dan bisa dilatih jika dipelihara dari anakan.
Burung ini bisa di dapatkan di pasar-pasar burung jika ingin memelihara untuk hewan kesayangan dan harganya-pun tidak terlalu mahal seperti jenis lainnya.

Burung Pleci

Burung Pleci Mania

Pleci Dada Putih
Burung Pleci adalah burung kecil yang imut dengan lingkaran putih di sekitar mata ( kacamata ) kini memang tengah menjadi primadona di setiap penjuru daerah, hampir disetiap pelosok desa atau kecamatan sampai desa demam pleci menia yang melanda.

Nama Pleci kacamata berasal dari keluarga Zosterops yaitu merupakan marga penciri burung kacamata, dan memiliki jumlah anggota terbesar. Secara tradisional, kelompok ini dimasukkan ke dalam suku Zosteropidae, namun berdasarkan kajian filogeni terbaru, bisa jadi kelompok ini merupakan bagian dari suku Timaliidae. 

Demam burung Pleci ini akhir-akhir ini memang sedang melanda di beberapa daerah tengok saja di kios burung di berbagai  kota atau pasar burung hampir setiap kios burung tergantung burung – burung Pleci.

Para penghobi Burung Pleci, tak hanya pemula bahkan pelomba kawakan pun tak risih lagi membawa burung Pleci ini di lapangan. Mereka bangga tatkala gacoarnya ini jadi juara, karena dengan begitu pamornya naik, pleci pun naik tahta dan memiliki prestise tersendiri diantara jenis burung berkicau lainya. Burung hijau mungil dengan kacamata putih ini memang tengah naik daun di kalangan penggemar burung kicau.

Dahulu burung pleci memang tidak masuk dalam nominasi sebagai burung kicauan dan harganya sangat murah. Kini seiring popularitasnya yang tengah naik daun , burung pleci juara bisa mencapai jutaan rupiah.

Untuk burung Pleci yang sudah jadi, meski belum juara bisa mencapai 200-500 ribu, padahal harga bakalan hanya 10 ribu-25 ribu saja. Sebelum trend burung pleci bahkan harganya sangat murah yaitu hanya 3 ribu sampai 5 ribuan saja.

Harga bakalan pleci yang murah membuat burung yang satu ini bisa dijangkau bahkan oleh penghobi pemula seperti saya.Banyak penghobi yang ikut-ikutan tren dan mencoba peruntungan dari hobi burung pleci gacor. 

Namun untuk membuat burung pleci menjadi gacor alias ngoceh terus menerus, memerlukan ketelatenan dan keterampilan dalam melatihnya. Ada berbagai faktor seperti makanan, perlakuan dan genetik. 

Saat ini sebenarnya lebih mudah melatih burung pleci agar menjadi gacor karena  bisa menggunakan media digital, tidak harus dengan burung asli. Berbeda dengan jaman dahulu, untuk melatih burung pleci dan burung lain harus memiliki burung master. Kalau burung master terlalu bagus, justru burung pleci akan minder dan justru tidak mau berbunyi.

Untuk memilih bakalan burung pleci yang baik, bisa dari proses memilih dalam satu ombyokan ( kelompokan ) burung, karena biasanya bakalan burung pleci dijual dalam ombyokan ( kelompokan ) di kandang, pilihlah diantara burug pleci yang paling sering berkicau atau paling gacor. Burung pleci yang sering berbunyi dalam rombongan merupakan bakalan yang bagus nantinya. 

Cara lain memilih bakalan burung pleci yang baik adalah ciri fisiknya, Pleci yang siap bertarung dapat dilihat dari alis atau kacamatanya. Umumnya, yang fighter adalah memiliki alis atau kacamata tebal. Selain dua hal tersebut pilihlah burung pleci yang badannya kecil. 

Selain cara-cara tersebut ada cara instan dalam memilih pleci gacor yaitu membeli atau mencari sendiri burung pleci hasil pikatan bukan hasil menjaring. Memikat burung biasanya menggunakan burung umpan, burung pleci yang masuk perangkap biasanya adalah burung fighter. Namun resikonya jika burung stress tidak mau makan dan akan mengakibatkan kematian. Karakter pleci kacamata yang mirip-mirip anis merah, dan kebiasaannya ditrek dengan sesama jenisnya sebelum ke lapangan, membuatnya seperti peralihan dari anis merah menjadi pleci mania.

Perawatannya yang relatif mudah ini yang membuatnya lebih asyik dipelihara, makanan kesukaannya adalah pisang, pepaya, apel, pir, tomat,dan buah lainnya. sekarang banyak penghobi burung suka merawat jenis burung Pleci atau Kacamata ini, selain harganya relatif murah burung ini juga sangat mudah dirawat dan ngak gampang stres, Jenis burung ini juga masih dapat kita jumpai di alam bebas dan bukan tergolong burung langka atau dilindungi. Namun, jika hal ini terjadi penangkapan secara besar-besaran tidak menutup kemungkinan jenis burung tersebut akan menjadi punah.

Burung Cucak Kebon

Burung Cucak Kebon | Trucukan | Merbah Cerukcuk

Merbah cerukcuk adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae
Burung Cucak Kebon atau banyak juga yang bilang trucukan atau jogjog pastinya para hobi burung mengenalnya dan burung jenis ini pastinya ada di setiap pasar burung dimanapun, karena burung cucak kebon ini sering banyak di tangkap.

Untuk masalah harga memang burung tersebut tidak terlalu mahal dan banyak juga yang memeliharanya untuk sekedar hobi karena untuk memeliharanya cukup gampang tidak terlalu sulit hanya dengan memberi dia makan buah - buahan dia pun pasti senang.
Merbah cerukcuk serumpun dengan burung cucak - cucakan  ( Family  Pycnonotidae ) seperti salah satunya yaitu burung kutilang mungkin merupakan burung yang paling banyak dipelihara oleh anak-anak di Jawa, terutama yang disukai adalah burung yang masih muda atau masih kecil, sehingga dapat dijinakkan.
Burung yang telah jinak kerap kali tidak akan pergi jauh dari kandangnya, walaupun dilepaskan dengan bebas, setiap saat atau setidaknya sore hari akan kembali untuk meminta makanan kepada pemeliharanya, dalam tangkaran, burung ini biasanya diberi makan buah-buahan seperti pepaya dan pisang, dan serangga kecil seperti ulat, belalang atau cengkerik.
Burung trucukan atau burung merbah atau disebut juga cucak-cucakan ( familia Pycnonotidae ) termasuk ke dalam suku burung kicau kawasan Asia tropis dan Afrika, burung dengan suara yang merdu dan variasi lagu beragam ini dalam bahasa Inggris disebut Bulbuls. ( Yellow-vented Bulbul ) Pycnonotus goiavier

Nama merbah ( bahasa Melayu ) merujuk pada jenis burung kicauan, berbulu suram dan tinggal di semak belukar, termasuk di dalamnya adalah jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain.
Burung cucak kebon atau Trucukan ini bukan jenis  burung petarung, namun burung ini bisa melakukan pertahanan untuk menjaga daerah teritorialnya. karena mempunyai kemampuan adaptasi yang cukup  tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Burung ini berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm, dan sisi atas tubuh ( punggung, ekor ) berwarna coklat kelabu gelap, sisi bawah ( tenggorokan, dada dan perut ) putih kusam. Mahkota kehitaman, alis dan sekitar mata putih, dengan kekang ( garis di depan mata ) hitam. Sisi lambung dengan coretan-coretan coklat, dan penutup pantat berwarna kuning, iris mata berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu.
Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka, semak belukar, tepi jalan, kebun, dan hutan sekunder, burung ini sering berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain, tidur berkelompok dengan jenisnya, di ranting-ranting perdu atau pohon kecil.

Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak, di pekarangan, burung ini kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak, selain itu ia juga memangsa aneka serangga, ulat dan hewan kecil lainnya seperti cacing dan merbah cerukcuk sering menghabiskan waktu lebih lama untuk mencari makanan di atas tanah daripada jenis merbah lainnya.

Berbunyi nyaring dan berisik, cok, cok, ..cok-cok ! ; siulan pendek cuk-co-li-lek.. berulang, kadang-kadang dengan cepat; atau nyanyian bersuara lemah mirip gumam atau gerutuan burung, orang bilang biasanya dengan istilah, golokcilik,golokcilik, golokcilik begitulah bunyi kicauan serupanya.

Sarang cerukcuk berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus, dijalin dengan serat tumbuhan dan menempel pada dahan. Di Jawa Tengah didapati pula sarang yang dibangun di sela-sela buah pisang, telur dua atau tiga butir, berwarna keputihan berbintik coklat atau ungu, tercatat bersarang sepanjang tahun, dengan puncaknya Maret sampai Juni.

Burung ini menyebar luas di Asia Tenggara, Semenanjung Malaya dan Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra dan pulau-pulau di bagian timurnya, Kalimantan, Jawa dan Bali. Diduga diintroduksi ke Lombok dan Sulawesi Selatan. Umum terdapat sampai ketinggian 1.500 m dpl.

Beda Jantan Dan Betina Burung Trucukaan ini banyak yang mengatakan bahwa jika jantan  di dalam rongga mulutnya akana terlihat berwarna Kuning dan dapat di pastikan Burung Trucukan Jantan.
Dan jika burung trucukan jantan jika dia berkicau atau ngriwik akan terlihat jambul di atas kepalanya dan terdengar kicauannya atau ngriwiknya lebih keras dari pada betina.
Namun ada pula masukkan yang banyak mengatakan bahwa kelas burung pemakan buah - buahan ini seperti, burung cucak - cucakan kebon, kutilang dan cucak rowo ( Cucak Ijo tidak termasuk ) yang rewel atau yang mempunyai suara ngerol dan ngeropel adalah jenis kelamin yang Betina.