Wednesday 8 May 2013

Burung Gelatik Batu

Burung Gelatik Batu

Harga Burung Gelatik batu Meroket
Burung Gelatik Batu kelabu < Paros Major > ini mudah untuk beradaptasinya dan relatif lebih cepat untuk berkicau dibandingkan dengan jenis burung kicau lain, suara burung ini selain merdu juga memiliki banyak variasi suara burung lain seperti burung gereja, ciblek, dan kenari, tidak heran jika burung ini sangat cocok sebagai isian atau master bagi berbagai jenis burung ocehan lainnya, terutama untuk burung kenari dan sejenisnya.
Sekilas informasi secara umumnya burung hias gelatik atau gelatik wingko ini memiliki kicauan yang bagus dan nyaring dengan sresetan atau tembakan-tembakan yang lumayan panjang serta volume yang keras.
Kabarnya dulu burung hias gelatik ini adalah musuh bagi para petani, seiring perkembangan burung di indonesia saat ini burung gelatik ini malah banyak di buru oleh para penangkap burung untuk di jual kembali, dan alhasil burung gelatik ini malah mulai jarang ditemukan di alam bebasnya.
Sebelumnya harga burung gelatik ini sangat murah, berkisar Rp. 20.000,- hingga harga paling tinggi sekitar Rp.45.000,- dengan kondisi alas, liar, giras, namun saat ini yang saya pantau di pasar burung Plered Cirebon  harganya sudah mencapai Rp.60.000,- hingga Rp. 85.000,- dengan kondisi burung sama seperti diatas masih liar.
 Seperti halnya burung-burung yang lainnya, jika burung sudah ada kelasnya di kontes atau lomba, harga pun pasti mengikuti sesuai dengan ramainya para hobi burung mengitkuti Trend burung yang sedang ramai.

Contoh lain yang sempat melonjat dalam harga burung yang tadinya murah yaitu Ciblek, Kolibri, Pleci, Cici Tasik, bahkan saat ini Burung Gelatik yang sedang banyak di gemari oleh para hobi burung mania, itu semua didasarkan karena memang burung-burung tersebut telah mendapat tempat di arena lomba di daerah Jawa dan sekitarnya.

Bagaimana dengan burung-burung kecil lainnya yang belum mendapatkan tempat di arena lomba, pastilah harga masih relatif murah, kita tinggal tunggu saja burung berikutnya yang akan meramaikan dunia lomba burung berkicau di Indonesia.

Burung gelatik yang saat ini sedang ramai adalah jenis burung gelatik batu yang nama latinnya adalah Parus Major, karena memang dari sisi suara relative lebih bagus dan bervariasi dari pada kicauan Gelatik Jawa (Silver), hanya saja dari sisi penampilan Gelatik Batu warnanya relative kurang cemerlang dibanding Gelatik Jawa.

Paruh yang berbeda dari sisi warna maupun bentuk, untuk Gelatik Batu paruh runcing dan bisa diguakan untuk makan serangga, sedangkan untuk paruh Gelatik Jawa (Silver) berbentuk tumpul mirip dengan paruh emprit yang biasa digunakan untuk makan biji-bijian.

Mungkin karena faktor kebiasaan dalam perawatan, burung ini sebenarnya termasuk pemakan biji-bijian karena melihat dari bentuk paruhnya seperti burung kenari, lovebird, ternyata burung gelatik ini bisa juga di beri makan voer serta serangga jangkrik dan kroto.

Legenda Burung Bulbul

Nightingale Burung Bulbul Legenda

Burung Malam Yang Rajin Berkicau
Nightingales Bird namanya karena burung ini sering berkicau atau bernyanyi di malam serta siang hari, nama Nightingale ini telah lama digunakan kurang lebihnya dari 1.000 tahun yang lampau, bahkan sangat dikenal di Anglo-Saxon.

Burung ini mempunyai suara yang sangat tajam dalam berkicau, biasanya bernyanyi saat fajar, selama satu jam sebelum matahari terbit, dia berkicau dalam mempertahankan wilayah kekuasaannya, kicauan yang paling khas dari irama ocehannya adalah crescendo bersiul keras.

The Nightingale umum atau ( Luscinia megarhynchos ), atau bisa di sebut juga dengan sebutan burung bulbul ini adalah merupakan salah satu dari burung master terfavorit untuk burung kicauan seperti Murai Batu, Kacer, Pentet, Pleci dan burung-burung lainnya.

Makanannya yaitu campuran buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan serangga, dan burung Nightingales memiliki banyak musuh dari hewan predator di alamnya, musuh mereka yaitu hewan mamalia seperti kucing, tikus, rubah dan juga diburu oleh burung pemangsa besar.

Habitatnya di hutan-hutan dan semak-semak belukar di wilayah Eropa dan sering berimigrasi ke wilayah Asia Barat Daya, walaupun tidak ditemui di habitat aslinya di wilayah Amerika Utara dan Amerika Barat, perkembangbiakan Nightingale pada musim kawin di negara asalnya sangat berbeda dengan iklim dan Geografis di Indonesia, sehingga Nightingale sulit ditangkarkan ataupun dipelihara di Indonesia, dan merupakan salah satu burung yang dilindungi di negara asalnya.